Selasa, 19 Oktober 2010

Pangkas Diameter Klep


1774mp5-suzuki-axl-1.jpg
terbatasnya aturan diameter payung klep sesuai regulasi MP5, membuat maksimalisasi suplai gas bakar dibebankan pada kerja kem. Ibarat keran, lubang keran sudah dipatok nggak bisa digedein lagi. Jadi, tinggal ngandelin bagaimana keran itu dibuka lebih lama dan seberapa efektif. Harapannya, biar yang keluar juga lebih banyak dan mendukung kebutuhan pembakaran maksimal.

Persoalannya, salah satu efek ubahan kem agar lebih optimal bekerja, diikuti tingginya angka derajat overlap (klep in dan ex membuka bersama). Ini yang harus diatasi. Kalau overlap tinggi, harus punya cara agar tidak membuat klep in dan ex benturan. Caranya posisi sudut klep harus diubah.
1776mp5-suzuki-axl-3.jpg
“Sementara menurut regulasi, posisi sudut klep di head silinder kan nggak boleh diubah,” terang Herman Lo alias Ahon. Dia mekanik yang garap semplakan MP5 Ilham Onga (Suzuki Pertamina Denso Junior). Akal Ahon membuat Suzuki kini mempimpin klasemen sementara MP5. Karena Ilham jawara di seri pembuka MotoPrix Karawang dan runner-up di seri II, Kenjeran Surabaya.

Biasanya, cara yang dilakukan dengan mendemin klep lebih dalam. Sehingga, potensi tabrakan klep bisa diminimalkan. “Tapi kalau terlalu dalam, sama saja nggak optimal. Karena bukaannya juga nggak gede,” alasannya.

Nah, agar tidak terlalu dalam mendemnya, Ahon memilih sedikit mengurangi diameter klep. “Enggak banyak sih. Paling hanya berkurang 0,25 mm. Jadi dari standarnya klep in punya Smash kan 25 mm. Jadi sekitar 24,75 mm,” jelas Ahon yang asli Singkawang, Kalimantan Barat ini.

Ubahan itu membuat jarak antar klep yang tadinya ada di kisaran 3,5 mm jadi sekitar 4 mm. Tapi, pengaruhnya lumayan. “Karena overlap bisa naik lagi kan. Nah, durasi kem bisa dioptimalkan lagi,” papar pria yang gape bikin desain kem ciamik.

Makanya, Ahon bisa patok durasi kem cukup explore, yaitu kem in 255˚, membuka di 26˚ sebelum TMA (Titik Mati Atas) dan menutup 49˚ setelah TMB (Titik Mati Bawah). Sedang ex membuka di 52˚ sebelum TMB dan menutup 21˚ setelah TMA. “Overlap-nya di atas 50˚ dan LSA ada di kisaran 105-107˚,” tambah mekanik yang ngepos di kawasan Depok ini.

DIDUKUNG KNALPOT MUMPUNI

1777mp5-suzuki-axl-4.jpgSalah satu pendukung efektifnya korekan Ahon juga didukung knalpot mumpuni. Yang dipakai adalah F3 AHRS. “Desain terbaru punya efek beda. Putaran bawah terbantu, atas juga bagus,” terang Ahon.

Dilihat dari bentuk, saluran buang ini punya diameter pada header sebesar 23 mm. Memang lebih besar dari hitungan rumus yang ada di buku Four-Stroke Performance Tuning karangan Graham Bell yang ada di kisaran 85 persen dari diameter klep.

“Tapi hasil riset dan uji coba menggunakan knalpot yang diameternya sesuai hitungan, malah tenaga kalah gede. Justru, dengan knalpot ini, performa lebih sip,” kata Ilham Onga yang membuktikan langsung efek penggantian knalpot.

Ditunjang dengan panjang header 280 mm dan bally section (antara header dan silincer) 140 mm, putaran bawah memang cukup terbantu. Sementara silincer punya diameter 40 mm. “Tendangan baliknya lebih bagus. Itu yang cukup mendukung seting. Ngefek pada power motor,” tambah Onga yang berharap terus merajai MP5 sampai akhir musim balap 2009. 1775mp5-suzuki-axl-2.jpg

SETING PENGAPIAN 3 STEP

Meski menggunakan CDI programmable produk BRT, Ahon hanya patok pengapian 3 step. Timing pengapian diatur 30˚ pada 3.000 rpm sampai 5.500 rpm. Kemudian, di atas 5.500 rpm sampai 14.000 rpm dipatok 41˚, dan berubah jadi 38˚ sampai 14.500 rpm. “Limiter kita patok 14.500 rpm. Biar tahan dan enggak jebol nantinya,” terang Ahon.

DATA MODIFIKASI

Busi : Denso Iridium
Pilot-jet : 27,5
Main-jet : 110
Kompresi : 13,5:1
Skep : Tornado
Rasio : I = 13/30, II = 16/28,
III = 17/23, IV = 19/21
Sproket : 13/43



 sumber : http://www.motorplus-online.com/index.php/article/detail/id/752

Tidak ada komentar:

Posting Komentar